Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Sabtu, 28 Januari 2012

Persyaratan Bidik Misi 2012

Beberapa minggu yang lalu pendaftaran Bea Siswa Bidik Misi 2012 sudah di buka. Bagi kakak-kakak yang mau melihat rincian dan persyaratan nya lihat dibawah.
-----------------------------------------------------------------------


Persyaratan Pendaftaran Program Bidikmisi

  1. Siswa SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain yang sederajat yang akan lulus pada tahun 2012;
  2. Lulusan tahun 2011 yang bukan penerima Bidikmisi dan tidak bertentangan dengan ketentuan penerimaan mahasiswa baru di masing- masing PTN;
  3. Usia paling tinggi pada saat mendaftar adalah 21 tahun;
  4. Kurang mampu secara ekonomi sebagai berikut:
    1. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali sebesar-besarnya Rp3.000.000,00 setiap bulan;
    2. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali dibagi jumlah anggota keluarga sebesar-besarnya Rp600.000,00 setiap bulannya; dan
    3. Pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya S1 (Strata 1) atau Diploma 4.
  5. Untuk peserta seleksi SNMPTN Ujian Tulis dan Seleksi Mandiri harus memiliki potensi akademik memadai, yaitu masuk dalam 30% terbaik di sekolah (semester 4 dan 5 bagi yang akan lulus tahun 2012 atau semester 5 dan 6 bagi lulusan tahun 2011);
  6. Khusus SNMPTN jalur undangan hanya diperuntukkan bagi yang akan lulus tahun 2012 serta memiliki prestasi akademik tinggi dan konsisten berdasarkan pemeringkatan oleh Kepala Sekolah, yaitu masuk di dalam peringkat terbaik di sekolah yang sama pada semester 3, 4 dan 5 dengan ketentuan berdasarkan akreditasi (akreditasi sekolah untuk SMA dan MA atau akreditasi jurusan/bidang keterampilan untuk SMK dan MK), dengan rincian sebagai berikut:
    1. Akreditasi A: 50% terbaik dan konsisten di semester 3, 4 dan 5;
    2. Akreditasi B: 30% terbaik dan konsisten di semester 3, 4 dan 5;
    3. Akreditasi C: 15% terbaik dan konsisten di semester 3, 4 dan 5;
    4. Lainnya: 5% terbaik dan konsisten di semester 3, 4 dan 5.
  7. Pertimbangan khusus diberikan kepada pendaftar yang memenuhi persyaratan 1 s.d. 6, serta mempunyai prestasi ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler paling rendah peringkat ke-3 di tingkat kabupaten/kota atau prestasi non kompetitif lain yang tidak ada pemeringkatan (contoh ketua organisasi siswa sekolah/OSIS);
  8. Potensi akademik dan prestasi yang dimaksud pada butir 5 dan 6 dinyatakan dengan surat rekomendasi Kepala Sekolah/Madrasah atau Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai dengan Lampiran 2;
  9. Pendaftar difasilitasi untuk memilih seleksi nasional dan/atau seleksi mandiri apabila mendaftar ke:
    1. Semua jenis seleksi nasional (SNMPTN Undangan dan/atau Ujian Tulis);
    2. Seleksi mandiri di 1 (satu) PTN dengan 2 (dua) program studi pilihan
10. Memiliki kesehatan yang memadai sehingga tidak mengganggu kelancaran proses pembelajaran di perguruan tinggi;
11. Tidak buta warna bagi program studi tertentu.


Pendaftaran klik disini. 
Sumber disini.

Motivator Itu Penting

Sore ini, 28 Januari 2012 saya baru pulang mengikuti Bimbel (Bimbingan Belajar) di salahsatu lembaga pendidikan non-formal yang didirikan oleh beberapa guru di sekolah saya. Saya sengaja mengikuti bimbel ini untuk belajar dan mengerti secara dalam tentang pelajaran Matematika - B.Inggris yang faktanya saya sangat lemah pada kedua pelajaran tersebut. Dan tentunya juga saya ingin memperbaiki nilai rapot semester kemarin yang anjlok kaya jalan-jalan di Ibukota Jakarta...hihih. Memang nilai rapot semester kemarin rata-rata saya turun beberapa angka, padahal seharusnya naik apabila dilihat dari rangking yang saya yang naik. Salahsatu faktor yang hampir membuat saya dan semua siswa sekelas nilainya turun adalah PRAKERIN/PKL. Owh iya, saya PKL di Trans7 yang berlokasi di Jakarta dan otomatis menurunkan semangat belajar saya.


Ilustrasi Motivasi
Saat PKL, semua siswa merasa bebas dengan tugas-tugas yang biasanya setiap hari diberikan oleh guru. Mulai dari ulangan-ulangan, PR, dan hapalan-hapalan yang membuat siswa termasuk saya Stress tanpa henti. Bayangkan saja, hampir setiap guru memberikan tugas yang harus selesai dalam 1-2 minggu tanpa memikirkan (baca:mungkin) siswa tersebut sedang mengerjakan tugas lain. Tentu saja setiap tugas tersebut memiliki bobot dan kesulitan yang berbeda-beda. Kalau individu sih mudah untuk membagi waktunya, tapi kalau kelompok? Yang ini mau les, yang ini mau hajatan, yang ini mau jenguk nenek, beda-beda deh. Kan susah ngumpulinnya. Apalagi tiap hari sekolah pulangnya jam 3 sore, jum'at latihan organisasi dan sabtu ada Bimbel. Pusing pokoknya. Tapi saya maklumi, kalau tidak ada tugas dan hapalan, bukan pelajar namanya.


Kembali ke Topik. Saat bimbel saya diberi motivasi tentang niat saya mendapatkan Beasiswa Bidik Misi ke ITB. Motivatornya yaitu Pak Deni Suharyanto,S.Pd. Ia lulusan UPI, sekarang mengajar mata pelajaran Matematika di sekolah dan di lembaga bimbel. Ia juga pernah melanjutkan kuliah S2 di ITB melalui jalur beasiswa dan masuk Fakultas STEI. Namun ia memiliki hambatan dengan profesinya sekarang yaitu PNS. Sehingga ia terpaksa mengundurkan diri dari ITB dan melepaskan Beasiswa yang sudah ia perjuangkan dari dulu. Sayang sekali memang, tapi itu pilihannya dan saya yakin ia telah memikirkan secara matang.


Setelah mendengarkan beberapa perjuangan ia masuk beberapa Universitas, saya semakin semangat masuk ITB. Dan saya bertekad untuk belajar lebih baik lagi dan lagi serta memperbaiki nilai yang anjlok pada semseter kemarin.


Semangat belajar dan belajar terlihat juga pada semua teman-teman yang mengikuti bimbel tersebut. Itu terlihat dari pertanyaan dan kalimat-kalaimat mereka dengan nada tegas dicampur kata "Bisa". Mungkin semua semangat mereka tertular oleh motivator dan penyemangat lain secara langsung dan tidak langsung. Saya ikut senang melihat semua teman-teman bertekad untuk melanjutkan sekolah. Dan tekad saya kuliah ingin memutuskan "lingkaran kemiskinan" yang selalu membelenggu yang 'miskin semakin miskin' dari generasi ke generasi. Semoga impian dan cita kita semua tercapai, amin.


Terimakasih pak atas motivasinya. Motivasi Bapak membuka mata kita untuk melihat lebih jauh masa depan.

Rabu, 25 Januari 2012

Foto-Foto Jembatan Miring Banten Menghebohkan Dunia




Barusan saya temuka artikel yang membuat ngeri membacanya. Artikel ini berkaitan dengan artikel ini . Saya dapatkan dari blog rinaldimunir. Semoga bisa menjadi referensi fakta tentang negara ini.


-------------------------------------------


Foto anak SD yang meniti bahaya di jembatan miring di Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten, dengan cepat menyebar di dunia maya. Para wartawan asing pun mencari jembatan itu dan membuat foto-foto eksklusif. Mereka mewartakan ke seluruh dunia lewat media.


Salah satu media di Inggris (Daily Mail) bahkan menganalogikan aksi siswa SD itu seperti aksi Jones di dalam film Indiana Jones yang menyeberangi jembatan rusak. Mereka tidak habis pikir jembatan rusak yang membahayakan ini seperti dibiarkan oleh Pemerintah Indonesia, sembari mendecakkan kekaguman kepada siswa-siswa SD itu yang mempunyai semangat bersekolah yang tinggi sehingga berani menyeberangi jembatan miring itu setiap hari.


Berikut foto-foto aksi mendebarkan siswa SD dan orang dewasa yang menyeberangi jembatan miring itu yang bersumber dari kantor berita Reuters dan AP seperti dikutip dari situs Daily Mail Online. Semoga para wakil rakyat di DPR tersadar setelah melihat foto-foto ini serta mengakhiri kerakusan mereka yang menghabiskan uang negara untuk sesuatu yang tidak penting (toilet, renovasi ruang banggar, lampu, tisu, kalender, dll). Buat SBY juga tersadar mengakhiri politik pencitraannya yang tidak memberikan manfaat apa-apa bagi rakyat kecil.





Meniti bahaya: Aksi mendebarkan 3
Perbandingan aksi siswa SD dengan aksi Indiana Jones:



Di Saat Toilet 2 Milyar dan Jembatan Miring "Ekslusif"

Seluruh masyarakat Indonesia sedang hangat-hangatnya membicarakan "ulah" anggota DPR terhormat yang membangun Toilet dan Lapangan Parkir yang menghabiskan anggaran biaya ber-Milyar-milyar.  Mulai dari renovasi banggar 20 milyar, toilet 2 milyar, bahkan untuk membeli lampu saja membutuhkan dana setara dengan mobil Xenia. Sungguh ironi memang. Anggota DPR sedang memanjakan diri di saat masyarakat sengsara. Pastinya maaf "ulah " ini membuat masyarakat gerah, banyak terjadi berita perdebatan, aksi demo, hingga melakukan "Vote Online" pro/kontra di media berita digital. Ironisnya sekali lagi, berita itu sangat mudah terserap oleh masyarakat tanpa adanya ke jelasan yang jelas, sehingga membuat bingung masyarakat tentang 'pundi-pundi' uang pergi entah kemana. Sangat pedih  kenyataan tentang pemimpin kita.


Saya juga tidak terus menerus berburuk sangka kepada bapak dan ibu anggota DPR, saya yakin itu hanyalah ulah "oknum" yang tidak bertanggungjawab atas penderitaan rakyatnya.


Tiga murid SD Negeri 02 Sangiang Tanjung meniti jembatan yang telah miring di atas Sungai Ciberang, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (17/1). Foto ini bersumber dari kantor berita Antara.


Keadaan semakin diperburuk ketika mucul lagi warta Jembatan Miring. Dan kenyataan ini seolah-olah "tak peduli rakyat". Bapak dan Ibu DPR terhormat tolong tengok keadaan masyarakat Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten yang saat ini terisolir karena jembatan yang tiap hari mereka lalui miring dan rusak berat. Mereka bukan sedang melakukan uji nyali ataupun outbond. Tetapi sedang mempertaruhkan nyawa mereka untuk masa depan dan sesuap nasi. Pedih rasanya melihat pelajar SD, SMP dan seusia saya menyebrangi jembatan miring tersebut. Terpeleset sedikit hanyutlah mereka ke sungai deras CiBerang. Dibalik itu semua, saya sangat kagum dengan semangat  mereka untuk sekolah. Andai saja renaovasi tersebut dapat di alihkan untuk merenovasi jembatan tersebut, berbahagialah mereka.


Ya sudah lah, saya juga bingung harus gimana lagi. Kenyataanya toh saya masih pelajar, suara saya yang sok tahu ini hanya akan menjadi "radio rusak" saja di telinga Bapak dan Ibu anggota DPR.

Selasa, 17 Januari 2012

Andai Saja , "Waktu" Ayah Bisa Dibeli



Ada sebuah tulisan menarik yang saya peroleh dari situs ini:http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/7649-membeli-waktu-ayah. Sehabis membacanya membuat mata memerah ingin menangis. Wahai para ayah yang sibuk, yang waktunya sangat berharga sehingga lalai memberikan satu jam perhatian saja buat anaknya, bacalah ini.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ada seorang ayah setelah pulang dari kantor hari sudah larut malam, dengan perasaan sangat lelah dan kesal sekali dia masuk ke dalam rumah, dia menemukan anaknya yang baru berusia lima tahun duduk bersandar di atas kursi sedang menunggunya.
Ilustrasi : Visualphoto.com
“Ayah, apakah saya boleh mengajukan satu pertanyaan?” tanya anak itu penuh harap.
“Tentu saja boleh, apa yang ingin kau tanyakan?” balas sang ayah.
“Mmm…..Berapa upah ayah bekerja setiap jamnya?”
“Wah, masalah seperti ini tidak perlu dipertanyakan. Mengapa tiba-tiba menanyakan hal ini?” Ayahnya menjawab dengan nada sedikit gusar.
“Ayah, saya hanya ingin mengetahui, berapa upah Ayah per jam? Tolong beritahu saya…”
Dengan nada suara yang agak gemetaran anak tersebut memohon dengan sangat.
“Baiklah! Kalau kamu merasa harus mengetahuinya, upah ayah setiap jamnya lima puluh ribu rupiah.”
“Uhh….” Anak kecil tersebut menundukkan kepala dan berpikir sejenak, kemudian melanjutkan berkata, “Ayah, bolehkah saya meminjam uang sebesar lima puluh ribu rupiah?”
Kesabaran ayah anak itu telah habis, dengan nada keras dia menegur, “Jika kamu menanyakan persoalan ini hanya ingin meminjam uang untuk membeli mainan atau benda lain yang sama sekali tidak ada gunanya itu, maka sebaiknya kamu sekarang segera kembali ke kamar! Coba pikirkan mengapa kamu hanya mementingkan diri sendiri. Ayah setiap hari bekerja lembur dengan susah payah untuk memberikan nafkah kepada kalian, tidak ada waktu yang berlebihan untuk permainan semacam ini!”
Akhirnya dengan tertunduk lesu anak tersebut masuk ke dalam kamar tidurnya dan menutup pintu kamar.
Setelah duduk di atas kursi, si Ayah memikirkan kembali pertanyaan anaknya, semakin dipikir semakin menjadi jengkel.
“Beraninya dia menanyakan hal tersebut hanya demi meminjam uang?” Dalam hati ayah tersebut terus berpikir.
Namun lewat satu jam kemudian, pada akhirnya si Ayah bisa menenangkan diri. Dia mulai berpikir, “Mungkin sikap saya terlalu keras terhadap anak itu, atau mungkin dia seharusnya menggunakan uang lima puluh ribu tersebut untuk membelikan barang yang benar-benar dia inginkan, agar tidak sering-sering lagi minta uang kepadaku.”
Karena itu sang ayah pergi ke kamar anaknya dan mengetuk pintu kamar sambil bertanya, “Anakku, apakah kamu sudah tidur?”
“Belum, Ayah. Saya masih terjaga……” sahut anak itu lirih.
“Ayah baru saja berpikir, mungkin ayah terlalu keras terhadapmu….” Ayah tersebut melanjutkan berkata, “Maafkan Ayah yang telah meluapkan kekesalan dalam hati! Ini Ayah berikan uang yang kau kehendaki……” kata si Ayah sambil menyodorkan uang itu pada anaknya.

Dengan tersenyum simpul anak tersebut duduk di atas ranjang sambil berteriak girang, “Terima kasih ayah!”. Anak itu lalu mengeluarkan uang kertas yang sudah lusuh serta uang receh dari bawah bantalnya.
Si Ayah yang melihat anaknya telah memiliki uang sebesar itu, dan masih juga meminta uang kepadanya, hampir membuat kejengkelannya meluap lagi.
Dengan hati-hati anak itu menghitung uangnya, “Seribu, sepuluh ribu, dua puluh lima ribu, empat puluh ribu…… lima puluh ribu……” gumamnya menghitung uang receh yang dia miliki. Ketika genap seratus ribu, dengan mata berbinar dia memandang ke ayahnya.
Baru saja ingin mengatakan sesuatu, si Ayah sudah tidak bisa menahan kejengkelannya, dengan nada gusar dia bertanya, “Kamu telah mempunyai uang sebanyak itu, mengapa masih juga meminta lagi?”
Ilustrasi : code-photo.com
“Karena…uang saya…….tak mencukupi….tetapi…. tapi….. sekarang sudah mencukupi…..”
Dengan terbata-bata anak tersebut melanjutkan perkataannya, “Ayah, sekarang saya sudah mempunyai uang sebanyak seratus ribu, bolehkah saya membeli waktu Ayah selama dua jam? Karena besok saya sangat ingin sekali makan malam bersama ayah……”
Mata jernih anak tersebut berlinangan air mata, sedangkan di dalam hati sang ayah penuh dengan penyesalan……





Sumber copy : rinaldimunir

Senin, 16 Januari 2012

Kunjungan ke Radar TV dan Cetak Tasikmalaya

Foto Bersama
Tepatnya hari sabtu 14 Januari 2012 saya dan beberapa teman dari jurnalis sekolah datang berkunjung ke Radar TV dan Cetak Tasikmalaya. Dengan tujuan untuk belajar tentang dunia jurnalis dan penyiaran TV. Mulai dari tips wawancara, menulis artikel menarik, pengeditan layout, dan beberapa topik lain yang berkaitan dengan dunia Pers. Orangnya pada ramah-ramah. Enjoy di ajak berbicara dan mau jawab pertanyaan yang banyak...hahah... Malu bertanya sesat di jalan? Betul?. Dan bukan berarti "banyak bertanya malu-maluin", saya tidak berprinsip seperti itu. Saya juga akan bertanya, sekiranya apabila saya tidak faham. Kalau sudah faham kok ditanya lagi, itu kan gak lucu namanya. Contoh kasusnya seperti ini : udah di jelasin panjang lebar dan ternyata masih belum faham sehingga mengajukan pertanyaan lagi, itu baru agak "keterlaluan".


Siswa SMK menjadi Redaksi
Ada beberapa fakta yang membuat saya "tercengang" saat berkunjung ke Radar Tasikmalaya. Salahsatunya adalah redaksi bagian Majalah Ekspressi ternyata adalah siswa SMK seumuran saya loh.... Banyak dari mereka menjadikan Kantor Radar Tasikmalaya menjadi rumah no 2 mereka. Soalnya selesai sekolah, mereka langsung ke Kantor tersebut untuk mengerjakan Rubrik yang telah ditugaskan. Tertarik kan? Nanti kalau sudah lulus biasanya direkrut menjadi jurnalis Radar Tasikmalaya. Pekerjaan yang menjanjikan...hihihi....


Memang saya di sekolah menjadi jurnalis. Majalah Kreatif namanya yang terbit 3 bulan sekali. Saya ditugaskan di bagian editor, yang mengurusi layout, koreksi kata/kalimat, dan tata letak halaman serta rubrik-rubrik lain. Bersama teman-teman lain, saya bisanya mencari berita di dalam dan diluar sekolah, tergantung tugas dan kegiatan yang sedang berlangsung.


Bagaimana dengan kegiatan ekstrakulikuler anda?