Ilustrasi. |
Dalam hati, saya berprasangka buruk. "Emangnya sulit ya jawab ya/tidak" gumam saya. Saya terlanjur agak kesal. Lalu, saya masukan semua yang dibeli ke kantong plastik. "Semuanya 7500 mak", jumlah saya semuanya. Saya memberikan kantong plastik itu. Tetapi ia menunjuk sesuatu. Ternyata dengan bahasa tubuhnya, ia menyuruh saya menyimpan barang teresebut ke meja didepannya. Saya merasa kesal dengan perlakuan tersebut. Lalu ia membuka dompet, ia terlihat ke susahan membuka dompet yang usang itu. Saya mencoba untuk membantunya, tetapi ia malah menghindar mundur. Dalam hati, "kenapa malah mundur, niat saya baik kok". Baru aja mandi, jadi gak bau. Setelah beberapa saat, ia berhasil membuka dompetnya. Saya membuka telapak tangan untuk menerima uangnya. Tapi ia malah menyimpan uang itu di meja tadi. "Kenapa sih, kok malah marah pada saya", pikir saya dalam hati. Uangnya 10rb, saya ambil dari meja dan mengambil kembaliannya. Ia kembali menyuruh saya untuk menyimpan uang kembalian tersebut di meja.
Gimana gak kesal coba, saya udah sopan padanya kok malah kelihatan marah. Ia pergi dengan ucapan salam. Saya pun menjawab dengan nada datar...
Ke esokan hari, saya tanya kepada ibu saya tentang kejadian kemarin. Inilah jawaban ibu "Sebenarnya nenek itu baik, tiap hari ia selalu punya wudhlu, jadi jangan sampai disentuh lawan jenis". Saya terkejut dengan jawaban ibu. Saya sadar, betapa sucinya nenek itu. Bahkan menyentuh lawan jenis pun ia menghindarinya. Subhanallah...
Keesokan harinya, ia datang kembali. Perlakuan kepada saya masih sama, tetapi sekarang ia tersenyum saat menyimpan uang tersebut di meja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar