Masa SMA adalah masa-masa yang paling indah, katanya. Hilir sana-sini jalan-jalan pergi ke tempat asik bersama pacar atau teman, bukan menjadi kegiatan langka lagi. Dunia yang sangat mengagumkan akan terlihat dengan jelas. Bebas rasanya. Aturan yang dulu ketat, kini mulai longgar. Jangkauan tempat main yang dulu hanya se-kota, kini se provinsi. Itulah kegiatan yang sering teman-teman saya lakukan, bukan saya.
Motto SMK |
Saya dapat dikatakan katro wong deso memang. Keseharian saya tergolong menjenuhkan bagi sebagian orang. Tapi tidak dengan saya. Saya senang dengan kegiatan seperti ini. Menekuni kegiatan sebagai jurnalis sekolah, belajar seperti orang biasa, bermain seadanya, dan berkumpul bersama teman-teman satu 'genk' aneh ngobrolin masa depan dan politik. Itu keseharian saya. Tantangan yang ada adalah tugas sekolah yang sering ngajak perang seharian sampai mingguan.
Dilatarbelakangi oleh pendidikan saya sebagai siswa SMK, saya sering diberi motivasi-motivasi dan inspirasi sukses untuk bekerja. Bukan sebagai pekerja, tetapi membuka peluang usaha. Motivasi itu terkadang menggebu-gebu dalam jiwa ini. Ingin rasanya membuat suatu perusahaan besar yang sukses berpuluh-puluh tahun. Walaupun terkadang, mimpi itu sering hilang dilalap oleh kenyataan yang ada. Mungkin hanya mencoba terlebih dahulu adalah kunci utamanya.
Berawal ketika saya mendapatkan suatu tawaran pertama untuk mengerjakan suatu proyek pembuatan video pembelajaran. Waktu itu, saya sangat tidak percaya diri dengan kemampuan yang saya miliki. Saya mencoba menolak dengan alasan takut jelek hasilnya. Namun akhirnya saya coba kerjakan, dan kabar baik datang. Video pembelajaran itu menjadi salahsatu video terbaik di tingkatnya. Ya, konsumen pertama saya yaitu seorang siswa kelas 3 yang sedang ujian tahap akhir, salah satu sekolah kejuruan juga. Walaupun kemampuan seadanya, namun hasilnya tidak ingin saya berikan seadanya juga. Belajar dari tutorial dan belajar dari pelajaran produktif sekolah, akan selalu menambah ilmu serta kemampuan untuk memberikan yang terbaik dengan hasil maksimal. Itulah prinsip saya.
Tawaran-tawaran itupun sering datang sendiri. Mulai dari teman sekolah, kerabat, sampai tawaran dari beberapa siswa sekolah lain. Upah yang saya dapatkan bisa ditabungkan ataupun untuk jajan. Dengan ini, pengeluaran keluarga bisa diminimalisir sedikit mungkin. Dan satu lagi, pekerjaan ini tidak menelantarkan pendidikan, yang disisi lain saya sebagai siswa sekolah. Usaha sambil belajar? Mengapa tidak. Toh usaha itu tidak membuat kita turun peringkat, betul?. Semua itu tergantung pada individu masing-masing. Yang terpenting kita bisa mengatur waktu. Saya sedang belajar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar