Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Sabtu, 07 April 2012

ReView Film Pemenang Oscar 2010 : The Hurt Locker

Film The Hurt Locker merupakan sebuah film perang yang menjadi pemenang dalam Academy Awards / Oscar tahun 2010. Walaupun terbilang telat, tapi tak ada salahnya saya Review...hehehe. 

The Hurt Locker Poster
Tentu bagi anda pecinta film, sudah tidak asing dengan film Avatar 3D James Cameron, dimana filmnya sering disebut sebagai calon kuat pemenang dalam penghargaan bergengsi itu. Saya juga mengakuinya, film Avatar sungguh luar biasa. Saya merasa yakin, kalau film Avatar akan memenangi Oscar tahun 2010, dengan 9 nominasi yang di perebutkan. Rujukan lainnya, 'Avatar' adalah film paling laris abad ini, dengan pendapatan diperkirakan sebesar US$ 2 miliar. Visual efek dan cerita yang diusung 'Avatar' juga bukan kelas kacangan. Sudah selayaknya Film Avatar menjadi Film Terbaik Oscar kala itu.

Tapi, keadaan sungguh berbalik 180 derajat. Dewan juri Academy Awards yang anggotanya berisikan para jurnalis, sineas serta kritikus film, pasti memiliki pertimbangan tertentu. Dan, film The Hurt Locker lah yang menyabet Film Terbaik Oscar 2010, dengan memenangkan 6 nominasi, yaitu Best Picture, Best Director, Best Film Editing, Best Sound Editing, Best Sound Mixing dan Best Writing (Original Screenplay).

James Cameron harus mengakui film The Hurt Locker adalah yang terbaik. Kala itu Avatar hanya menyabet 3 nominasi, Best Art Direction, Best Visual Effects dan Best Cinematography. 

The Hurt Locker di perankan oleh Jeremy Renner (Sersan William James), Anthony Mackie (Sersan Sanborn), Brian Geraghty (Spesialis Owen Eldrige). Dan di sutradarai oleh Bigbelow (Mantan isteri James Cameron). Betul, Bigbelow adalah mantan Istri James Cameron yang cerai pada tahun 1991.

Anthony Mackie
Brian Geraghty
Jeremy Renner
Nah, setelah saya tonton The Hurt Locker sore tadi, saya akui, Film ini memang yang terbaik. Akting Jeremy Renner yang 'bengal', ugal-ugalan, dan susah di atur, sungguh luar biasa dengan pembawaan seorang penjinak Bom. Ketegangan dan makna sebuah film sangat terasa. Apalagi ketika William sedang depresi karena seorang anak pribumi meninggal oleh bom dalam tubuh. Ini memperlihatkan sisi kemanusiaan tentara Amerika Serikat yang banyak orang menganggap mereka terkesan "liar". Dan, saya acungkan jempol pada pemain-pemainnya. 

Segi cerita. Film ini sungguh luar biasa. Dapat melihat sisi perang dalam berbagai sudut. Berlokasi saat perang di Irak, suasana kehidupan Muslim sangat terasa. Suara adzan, Mesjid, dan dialek Bahasa Arab,  seakan tidak asing dalam film asli Amerika ini. Tidak sedikitpun diskriminasi terhadap agama Islam. 'Orang baik akan bersama orang baik, dan orang jahat hanya akan membawa malapetaka pada dirinya sendiri', mungkin itu adalah makna yang ingin di sampaikan dalam sisi kemanusiaannya. Termenung saat seorang pria paruh baya pribumi Irak terjebak oleh Bom di tubuhnya disebabkan ulah teroris yang tidak bertanggung jawab. Ia mengucapkaan kalimat Syahadat saat detik terakhir peledakan bom. William tidak bisa menolongnya karena waktu sudah terlambat. Kata maaf dan aksen penyesalan William terucap dengan keharuan. Owh iya satu lagi, film ini dibuat berdasarkan catatan Mark Boal, jurnalis yang memiliki pengalaman di perang Irak saat mendampingi tim penjinak bom.

Di akhir film, Bigbelow kembali menggambarkan bagaimana seorang prajurit Amerika Serikat, dalam hal ini
Sersan William James, ingin kembali bertempur di Irak demi kehormatan bangsa dan negaranya. Keinginan Sersan James itu diutarakan kepada istrinya saat ia sudah hidup tenang di kampung halamannya.


Padahal saat bertugas di Irak, Sersan James sempat depresi dan berhasrat untuk pulang kampung.  Film ini sepertinya ingin memperlihatkan sisi nasionalisme seorang prajurit Amerika Serikat, tanpa harus menggambarkannya dalam bentuk kemenangan serdadu Paman Sam di medan perang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar