Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Senin, 16 April 2012

Cilacap, Jalanan Bergoyang

Liburan bukan akhir semester telah tiba. Tepatnya ketika Ujian Nasional kelas 3 di mulai. Sungguh enak  menjadi siswa kelas 1 atau 2, masih memiliki liburan yang cukup sering dan panjang di saat kelas 3 sedang mati-matian membela nilai ujian, yang pastinya akan menentukan kelulusan belajar selama 3 tahun. Sungguh miris mendengarnya, "3 Hari menentukan 3 Tahun". Walaupun sekarang sudah ada pertimbangan Nilai Raport kelas 1-3 menjadi salahsatu indikator kelulusan, Ujian Nasional masih menjadi momok yang amat menakutkan bagi semua siswa.

"Saya mengucapkan selamat Ujian Nasional kepada seluruh kakak-kakak kelas 3 SLTA se-Nusantara. Semoga diberi kelancaran dan kemudahaan dalam mengisi lembar jawaban oleh Allah. Amin."

Ketika di DECK Kapal

Liburan kali ini, saya di ajak oleh keluarga untuk menjenguk kakak (anaknya paman) ke Cilacap. Awalnya agak males rasanya karena pengen tidur sampe siang, namun akhirnya saya ikut juga berkat tawaran cukup menarik oleh ibu. 

Kami naik minibus (semacam kijang/jeep) pinjaman tetangga sebelah. Walaupun agak aneh mobilnya, karena sering maju tersentak-sentak dan sering mati mendadak ketika berhenti di lampu merah, kami sekeluarga kelihatannya tidak memperdulikannya. Hanya canda tawa dan bergosip (ibu-ibu rumah tangga, hehe) sepanjang perjalanan. 

Perjalanan di tempuh selama 3 jam. Cukup lama bagi saya untuk perjalanan seperti ini. Ya maklum lah, toh jalanan yang ada semuanya tidak ada yang beres, khususnya ketika masuk daerah Jawa Tengah. Hampir semuanya jelek, dan bener-bener jelek. Jika di bandingkan dengan jalan utama Jawa Barat (Banjar-Bandung), sungguh jauh pisan. Akan terasa pegal-pegal kalau turun dari mobil, berkat keseringan kepala ini berbenturan dengan bagian-bagian mobil (terutama kaca mobil). Tapi dengan keadaan jalan seperti ini, banyak kejutan-kejutan yang tidak terduga-duga. Serong kiri, serong kanan, gejlug-gejlug dut-dut. Gubrak, pinggul semuanya loncat-loncat.

Setelah tanya sana-sini, kami sampai di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Kakak saya, adalah seorang Pelayar yang masih kuliah di Akademi Maritim Cirebon. Sekarang ia sedang praktek kerja selama 1 tahun di Kapal Pusri Indonesia. Dan keluarga di beri kesempatan untuk menjenguknya, sebelum berangkat lagi ke Palembang dan Bontang. Sekalian, saya bisa naik kapal yang gede ini. Kalau orang lain harus naik Kapal Pesiar mewah untuk mengenang 100th tenggelamnya Titanic, saya cukup naik kapal ini. 

Big Family
Kapal Julianto namanya, milik PT. Pupuk Sriwijaya (PUSRI). Terasa amat besar melihatnya. Kali pertama saya menaiki kapal besar. Dengan penghuni hanya 30 orang, kapalnya sangat sepi. Sehingga saya bisa berjingkrak-jingkrak ria bebas. Kamera HP jadi korban kegembiraan saya itu. Setiap momen tak pernah terlewatkan untuk di abadikan. Selain sebagai kenang-kenangan, juga sebagai BUKTI bahwa saya pernah naik kapal besar. Wkwkwkw... :).

Kami juga di ajak ke Anjungan kapal (DECK) untuk melihat bagaimana kapal tersebut di operasikan. Berhubung kakak saya menjabat sebagai KADET (bertugas di Anjungan, menentukan perjalanan), saya bisa dengan laluasa mengamati segala peralatan utama kapal, tepatnya di lantai 4. Semua tombol dan alat-alat kemudi yang ada terasa 'sungguh' membingkungkan, walaupun sudah beberapa kali kakak saya jelaskan panjang lebar. Mungkin bukan keahlian saya dalam menghapal dalam waktu sekejap. Hehehe :).

Kembali lagi ke rumah dengan jalan yang sama, dan pemandangan yang sama, membuat saya malas berada dalam mobil. Apalagi harus merasakan lagi jingkrak-jingkrakan tak karuan, waduh sakit rasanya. Hmmm, Infrastruktur Republik Indonesia tercinta ini memang kurang baik, Pemerintah perlu berbenah lebih banyak lagi untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dan masyarakat harus siap dan ikut andil dalam menjaga fasilitas yang ada dalam Tanah Air kita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar