Hari ini hari bersejarah dalam hidup saya. Untuk pertamakalinya darah saya di ambil sebanyak 1 labu. Bukan karena kelebihan darah (emangnya ada ya?) atau penyakit lainnya. Tapi karena saya ikut Donor Darah!
Memang sejak hari senin yang lalu, Palang Merah Remaja (PMR) sekolah sudah memberitahu kepada seluruh siswa-siswi SMK, bahwa akan ada Donor Darah yang diadakan oleh PMI. Awalnya saya kurang tertarik terhadap donor darah, karena saya belum pernah menjadi pendonor. Dan saya juga baru berumur 17 tahun, dimana syarat pendonor berumur di atas 17 tahun. Namun setelah pikir-pikir, saya akhirnya mengajukan menjadi pendonor kepada petugas pendaftaran. Menurut cerita dari beberapa teman saya, mereka tidak merasakan sakit apapun ketika darahnya di ambil. Walaupun ada juga kabar yang pingsan karena pusing setelah darahnya di ambil 1 labu. Hari ini, keinginan menjadi pendonor sudah matang. Dan dengan ikhlas, saya niatkan hanya untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
Dengan hati ikhlas itulah, saya beranikan diri untuk datang ke aula sekolah jam 9 berdasarkan jadwal yang telah di tentukan. Pendonor lain dapat di hitung dengan jari, 30 orang tepatnya. Melihat pendonor hanya sekian orang, jiwa saya langsung menggebu-gebu seperti pahlawan kesiangan. Saya merasa menjadi Super Hero di Tv, mengalahkan ketakutan untuk membantu orang lain. Walaupun hanya 1 labu darah, saya ingin sekali memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan.
Suasana Ketika Saya Mendonorkan Darah |
Ketakutan mulai menjalar tubuh ketika pendonor pertama melakukan cek darah dan periksa kesehatan. Tubuh saya dingin dan perut mules. Namun, ketika melihat wajah berani 'Sang Pendonor' pertama, keberaniannya saya langsung bergejolak lagi. Saya langsung mengambil formulir, dan melakukan cek darah serta kesehatan dengan nomor urut 3. Saya berbaring, dengan tangan berselunjur lurus. Secara perlahan, jarum suntik menancap di tangan kanan saya. Saya menjerit dalam hati. Suster bertanya kepada saya, memastikan tidak ada yang sakit berlebihan. Memang, setelah jarum di suntikan, tidak terasa sakit, hanya merasa seperti ada yang mengalir deras pada tangan. Serr, serr, serr... 10 menit kemudian, labu saya sudah terisi penuh. Jarum tadi di copot dengan hati-hati. Badan terasa lemas. Namun tetap segar. Tidak sama seperti yang di bicarakan orang lain tentang donor darah.
Semoga, darah tadi bisa membantu orang lain yang sedang membutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar