Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Kamis, 16 Februari 2012

Pintu Hidup, Harus Dibuka Agar Tidak Terjebak

Sudah 2 tahun ini saya 'bergelut' dengan dunia perkomputeran secara mendalam. Tapi sampai saat ini saya belum benar-benar 'ahli' dalam bidang ini, walaupun dapat dikatakan "mahir" untuk remaja seusia saya. Ya, toh saya berada di bidang perkomputeran setidaknya mengerti dunia Multimedia dan seluk-beluk "alam ini". Mengapa saya berkata demikian, maksudnya gini orang Akuntansi pasti mahir dalam Akuntansi, orang Sekretaris pasti mengerti tentang perkantoran, orang Matematika pasti melek dengan hitung-hitungan, begitu juga dengan saya. Orang Multimedia harus mengerti tentang dunia Multimedia.  Tidak sedikit mereka sukses dengan bakatnya, tapi tidak sedikit juga memereka malah terjebak dengan minatnya karena tidak ada "pilihan lain". 

Saya teringat pepatah kakak saya Sukirno, "bukalah semua pintu yang mungkin bisa kamu buka, agar disaat pintu yang akan kamu buka tersebut terkunci, kamu bisa membuka pintu yang lain". Sunggu luar biasa kalimat itu. Sampai-sampai saya termenung sejenak setelah mengerti dari ucapan kakak saya. Saat itu, saya benar-benar sudah 'sregk' dengan hobi saya yaitu mendalami Perkomputeran,  TIDAK ADA YANG LAIN. 

Maniak sih Boleh, Asal Jangan "Terlalu".
Dulu saya boleh dibilang maniak komputer. Bisa seharian duduk di depan laptop. Dan tidak dipungkiri lagi, saya senang dengan hobi tersebut. Tapi untungnya saya masih tahu akan hak dan kewajiban. Suatu saat saya juga pernah merasa tidak nyaman dengan kebiasaan yang kurang normal ini. Sampai-sampai saya bingung tentang masa depan saya nanti. Nah, sekarang tujuan saya sudah jelas. Saya ingin belajar setinggi-tingginya. Setidaknya, dapatkan dulu "beasiswa Bidik Misi di ITB." Amin.

Tadi pagi, saya mendengar sebuah cerita dari guru saya tentang saudaranya yang benar-benar maniak komputer. Ceritanya kurang lebih seperti ini: Saudara guru itu bernama A. Ia tiap hari memegang Netbook dan Hp BB nya kemanapun ia pergi. Kehidupan sosialnya sangat buruk. Ia tidak pandai bergaul, bahkan kalimat sapa saat bertemu dengan orang baru pun ia tidak tahu. Kesehariannya ia berada di sunia maya. Aktifitas Social Networknya sangat aktif. Suatu ketika, ia bersama keluarga menjenguk neneknya di kampung. Selama di rumah neneknya ia hanya berhadapan dengan HP BB, tidak berbicara satu patah katapun. Sepulang dari rumah neneknya, baru setengah perjalanan, mobil keluarganya berputar arah kembali ke kampung. Karena penasaran, ia bertanya pada ayahnya yang saat itu sedang mengendarai mobil berdampingan dengan ibunya, sementara ia berada di kursi tengah mobil. Lewat sms ia bertanya pada ayahnya "pah, kok balik lg da pa?". Ayahnya heran dengan perilaku si A. Ayahnya menjawab, "nenek mu meninggal". Bukannya mengucapkan kalimat duka cita, ia malah balik nanya, "loh, tadi aja sehat, emangnya meninggal kenapa?". 

Sungguh aneh bukan? Padahal kalau saya menjadi si A, mending saya bertanya langsung tanpa harus lewat sms. 

Buka Pintu Yang Lain
Setelah mendengar pepatah kakak saya. Saya langsung merubah semua presepsi hidup ini. Saya juga membuka lebar-lebar sesuatu yang mungkin terjadi. Dan yang saya hanya tahu persepsi hidup saat ini adalah "hidup itu selalu berubah-ubah jika tuhan mengendaki". Saya yakin tuhan memiliki rencana yang besar untuk saya. Saya hanya bisa berdo'a dan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Dengan membuka keumungkinan yang terjadi, saya punya antisipasi jika pintu yang sedang saya jalani menutup tanpa diduga. Bukan berarti saya tidak mempunyai tujuan yang jelas, tapi tujuan saat ini lebih umum. Yaitu belajar setinggi mungkin, yang penting enjoy. 

Belajar, belajar, dan belajar. Dengan mengetuk pintu yang lain, maka kita akan tahu. 

Sebelumnya saya tidak bermaksud mengajari ataupun menyuruh merubah aktifitas anda. Saya sekedar membagi kalimat bermakna ini. Be yourself, if you want get succes in the world.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar