Kemarin, tanggal 27 Februari 2012 saya berangkat ke Tasikmalaya untuk mengikuti Technical Meeting Lomba Cepat Tepat Informatika dan Lomba Blog di UNSIL. Sebelumnya, saya sudah terlambat daftar ikutan lomba (tanggal 25), tetapi setelah ada kabar lagi, ternyata pendaftaran di perpanjang sampai tanggal 29 Februari. Akhirnya, tanpa persiapan apapun dan uang secukupnya saya berangkat ke UNSIL bersama 2 orang teman naik Bis, Carry, Angkot (Berurutan).
Ini merupakan kali pertama saya ke Tasikmalaya menggunakan 3 angkutan umum secara terus menerus. Pertama, saya naik Bis dari Banjar dengan ongkos 3rb/penumpang. Ongkosnya tergolong murah, mungkin karena saya memakai seragam OSIS dan berangkat di "jamnya" anak OSIS yaitu pukul 9 pagi. Sekolah tidak menyediakan kendaraan untuk kegiatan seperti ini. Walaupun saya tahu, sekolah memiliki kendaraan Avanza dari pemerintah, tepatnya dari BOS (ada tulisan "MOBIL BOS SMK"). Saya tidak pikirin soal kendaraan ini, itu. Yang penting, ada uang jalan (maksudnya ongkosnya), maklum saku pelajarkan tipis.
Di Ciamis, sesuai perintah "sang penunjuk jalan", saya naik mobil Carry ber-plat nomor kuning (kuning : tandanya mobil angkutan umum). Saya sering melihat mobil seperti ini di terminal Banjar. Mereka sering berada di daerah-dareah perempatan. Saya tidak tahu alasannya. Mobil angkutan seperti ini, terkadang saya tidak menyadari keberadaannya bahkan tidak mengakui bahwa angkutan ini memiliki peranan penting dalam bermobilitas ria antar kota. Tetapi setalah mencobanya, ternyata angkutan ini harus "dilestarikan" keberadaanya. Karena sangat membantu saya, walaupun jalannya lambat kayak siput. Nah, pengetahuan pertransportasian Indonesia saya bertambah, "Mobil Carry, adalah angkutan praktis selain bus dan angkot, walaupun jalannya lambat".
Tiba di Tasikmalaya, saya naik angkot nomor 17. Perjalanan Banjar-Tasikmalaya-Unsil ditempuh hampir selama 2 jam, yang seharusnya ditempuh 45 menit (naik motor). Di UNSIL, saya Kontek-an dulu sama Ka Yuki (alumni sekolah, dan mahasiswa UNSIL). Technical Meeting dimulai pukul 9.30 pagi, dan saya baru sampai jam 12 siang. Telat dan "ngaret" memang, soalnya bingung siapa yang harus disalahkan, tukang sepatu atau mie ayam?.
Suasana kampus bersih dan hijau. Pohon rindang ada dimana-mana. Kakak-kakak mahasiswa bercanda ria dibawah pohon yang terdapat kursi dan meja. Saya semakin penasaran dengan kegiatan kemahasiswaan. Dalam hati saya bertanya,, "Apakah begini rasanya menjadi seorang mahasiswa?". Dan satu pertanyaan lagi "Kok mereka terus memandang saya dan teman-teman ya? Apakah baru melihat anak putih-abu yang dekil disini?" haha....
Walaupun techinal meeting sudah terlewati, kakak-kakak dari Jurusan Ilmu Informatika (IF) masih dengan sabar memberikan penjelasan kepada saya dan teman saya, tentang Juklak dan Juknis LCTI & Blog.
Tanpa pikir panjang, pertanyaan tadi saya langsung jawab. "Saya harus merasakan bangku kuliah, dan target ingin di PTN favorit saya yaitu ITB". Semoga Impian saya mendapatkan Beasiswa di ITB tercapai, Amin.
Selasa, 28 Februari 2012
Kamis, 23 Februari 2012
Ternyata, Orang Yang Seperti Ini Masih Ada
Haah, beberapa hari gak update akhirnya ada waktu luang juga. Tugasnya itu looooh, numpuknya gak kepalang. Langsung ke artikel, cekidot...
Beberapa waktu yang, saya belajar tentang Hubungan Internasional dalam mata pelajaran ***. (Sengaja saya "sensor" karena banyak mulut besar berkeliaran, takutnya menjadi salahpahaman). HI sendiri adalah BAB pertama pada semester ini yang mempelajari hubungan negara satu dengan negara lainnya. Saya sendiri sangat suka dengan BAB ini, karena sudah berkaitan dengan hubungan-hubungan antar negara secara Internasional, apalagi kalau menyangkut PBB dan Organisasi Dunia, wuih seharian gak bakalan berhenti kalau ngomongin ginian.
Beberapa Sub judul terlewati, tepatnya minggu kemarin, saya belajar tentang Penyebab Konflik Internasional yang banyak terjadi dunia. Sudah terlihat jelas, judul tersebut menerangkan penyebab-penyebab terjadinya konflik antar negara, semua terkupas tuntas oleh guru *** ini. Mulai dari tidak adanya saling faham satu sama lain, sampai adanya pihak yang ketiga yang saling menjatuhkan. Ia mencontohkan konflik Indonesia dan Malaysia yang hari ke hari semakin memanas. Beberapa kasus misalkan pencaplokan wilayah, klaim budaya, sampai bersenggolnya kapal Indonesia dengan Malaysia yang menyebabkan dikibarkan bendera warna merah (perang).
Setelah beberapa menit berjalan, suasana pembelajaran dikelas terasa penuh dengan dendam dan kebencian. Ini karena, ia menjelaskan dengan suara lantang penuh penghinaan. "Ganyang Malaysia!", perintahnya mencontohkan orang-orang yang membenci Malaysia. Beberapa kali, ia menjelaskan kelemahan-kelemahan negara Malaysia. Sampai-sampai ia melakukan Voting di kelas untuk memastikan bahwa 'budaya benci malaysia" sudah ada sejak dulu. Saya sendiri bersama 5 orang teman memilih 'suka Malaysia' di antara teman-teman lain menjawab 'benci malaysia'. Alasan saya memilih 'suka malaysia' karena saya yakin, semua orang di dunia ini saling membutuhkan satu sama yang lain. Dengan artian, suatu saat saya pasti membutuhkan Malaysia dan Malaysia pastinya membuthkan kita. Apalagi kita adalah serumpun, yang memiliki budaya dan ras hampir sama. Bukan berarti saya Pro Malaysia, tetapi saya memiliki pendapat lain tentang itu. Ssaya mendingan memilih 'suka malaysia' dari pada 'benci malaysia' tetapi tidak ada action jelas yang akhirnya berakhir pada kekesalan saja.
Suasana hati saya mulai "panas", ketika ia berkata "yang memilih suka malaysia, berarti ia tidak punya rasa nasionalisme". Dalam hati, saya ingin memaki-maki orang ini. Apalagi dari tadi ia selalu memandang Malaysia itu dari segi negatif saja. Tanpa memberikan alasan kepada saya kenapa saya memiliih itu, ia seolah-olah menutup pintu kepada saya untuk tidak memberikan penjelasan.
Sungguh ironi memang, ternyata saat ini masih ada orang yang melihat dunia dari 'dengkul' saja. Ia mengajarkan kepada saya untuk membenci Malaysia lewat omongan dan pendapat sendiri. Saya Cinta Indonesia, saya merasa marah ketika Malaysia mencaplok, mengklaim budaya dan wilayah kita, sama seperti yang lain. Tapi saya tidak berfikiran pendek, banyak cara mengalahkan Malaysia. Dengan Ekonominya, Ilmu Pengetahuannya, Teknologinya, Buadayanya, Kekayaan Alamanya, Malaysia sudah kalah. Bukan mengalahkannya dengan kebencian.
Dan ada satu lagi yang terlewat tentang penyebab terjadinya konflik, yaitu "Penanaman Benci Malaysia Sejak Dini" berdampak pada konflik berkepanjangan. So, kawan kita boleh kesal dengan Malaysia karena mereka konon katanya mencaplok, mengklaim budaya dan wilayah kita, tapi jangan terlalu membencinya. Membenci itu tidak ada manfaatnya, lebih baik manfaatkan ke sisi yang lain.
Kamis, 16 Februari 2012
Pintu Hidup, Harus Dibuka Agar Tidak Terjebak
Sudah 2 tahun ini saya 'bergelut' dengan dunia perkomputeran secara mendalam. Tapi sampai saat ini saya belum benar-benar 'ahli' dalam bidang ini, walaupun dapat dikatakan "mahir" untuk remaja seusia saya. Ya, toh saya berada di bidang perkomputeran setidaknya mengerti dunia Multimedia dan seluk-beluk "alam ini". Mengapa saya berkata demikian, maksudnya gini orang Akuntansi pasti mahir dalam Akuntansi, orang Sekretaris pasti mengerti tentang perkantoran, orang Matematika pasti melek dengan hitung-hitungan, begitu juga dengan saya. Orang Multimedia harus mengerti tentang dunia Multimedia. Tidak sedikit mereka sukses dengan bakatnya, tapi tidak sedikit juga memereka malah terjebak dengan minatnya karena tidak ada "pilihan lain".
Saya teringat pepatah kakak saya Sukirno, "bukalah semua pintu yang mungkin bisa kamu buka, agar disaat pintu yang akan kamu buka tersebut terkunci, kamu bisa membuka pintu yang lain". Sunggu luar biasa kalimat itu. Sampai-sampai saya termenung sejenak setelah mengerti dari ucapan kakak saya. Saat itu, saya benar-benar sudah 'sregk' dengan hobi saya yaitu mendalami Perkomputeran, TIDAK ADA YANG LAIN.
Maniak sih Boleh, Asal Jangan "Terlalu".
Dulu saya boleh dibilang maniak komputer. Bisa seharian duduk di depan laptop. Dan tidak dipungkiri lagi, saya senang dengan hobi tersebut. Tapi untungnya saya masih tahu akan hak dan kewajiban. Suatu saat saya juga pernah merasa tidak nyaman dengan kebiasaan yang kurang normal ini. Sampai-sampai saya bingung tentang masa depan saya nanti. Nah, sekarang tujuan saya sudah jelas. Saya ingin belajar setinggi-tingginya. Setidaknya, dapatkan dulu "beasiswa Bidik Misi di ITB." Amin.
Sungguh aneh bukan? Padahal kalau saya menjadi si A, mending saya bertanya langsung tanpa harus lewat sms.
Buka Pintu Yang Lain
Setelah mendengar pepatah kakak saya. Saya langsung merubah semua presepsi hidup ini. Saya juga membuka lebar-lebar sesuatu yang mungkin terjadi. Dan yang saya hanya tahu persepsi hidup saat ini adalah "hidup itu selalu berubah-ubah jika tuhan mengendaki". Saya yakin tuhan memiliki rencana yang besar untuk saya. Saya hanya bisa berdo'a dan berusaha untuk melakukan yang terbaik. Dengan membuka keumungkinan yang terjadi, saya punya antisipasi jika pintu yang sedang saya jalani menutup tanpa diduga. Bukan berarti saya tidak mempunyai tujuan yang jelas, tapi tujuan saat ini lebih umum. Yaitu belajar setinggi mungkin, yang penting enjoy.
Belajar, belajar, dan belajar. Dengan mengetuk pintu yang lain, maka kita akan tahu.
Sebelumnya saya tidak bermaksud mengajari ataupun menyuruh merubah aktifitas anda. Saya sekedar membagi kalimat bermakna ini. Be yourself, if you want get succes in the world.
Jumat, 10 Februari 2012
Puisi "Cinta" Seorang Hacker.
Tadi siang saya temukan sebuah puisi "Cinta" yang pas buat orang-orang IT dari situs ini. Kalau ada yang kurang mengerti, bisa cari istilah-isltilahnya ke sumber referensi. Sebelumnya saya juga pernah baca puisi seperti ini di Situs Internal Trans7, cuman saya lupa isinya & judulnya. Jadi baru saya posting sekarang.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Puisi Cinta Seorang Hacker
Seandainya hatimu adalah sebuah system
Maka aku akan scan kamu untuk mengetahui port mana yang terbuka
Sehingga tidak ada keraguan saat aku c:\> nc -l -o -v -e ke hatimu
Tapi … aku hanya berani ping di belakang anonymous proxy
Inikah rasanya jatuh cinta sehingga membuatku seperti pecundang
Atau aku memang pecundang sejati
Seandainya hatimu adalah sebuah system
Ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilitiesmu
Kan kupakai PHP injection dan aku ls -la; find / -perm 777 -type d
Sehingga aku tau kalau di hatimu ada folder yang bisa kutulisi
Atau … adakah free space buatku … ?
Apa aku harus pasang backdoor “Remote Connect-Back Shell”
Jadi aku tinggal nunggu koneksi dari kamu saja, biar aku tidak merana seperti ini
Seandainya hatimu adalah sebuah system
Saat semua request-ku diterima aku akan nongkrong terus di bugtraq
Untuk mengetahui bug terbarumu
Maka aku akan patch n patch terus, aku akan jaga service-mu jangan sampai crash
Aku akan menjadi firewallmu aku akan pasang portsentry
Dan menyeting error pagemu “The page cannot be found Coz Has Been Owned by Someone get out!”
Aku janji gak bakalan ada malicious program atau service yang hidden
Karena aku sangat sayang dan mencintaimu
Seandainya hatimu adalah sebuah system
Jangan ada kata “You dont have permission to access it” untuk aku
Kalau ga mau di ping flood Atau DDos Attack … jangan ah
Kamu harus menjadi sang bidadari penyelamatku
Seandainya hatimu adalah sebuah system …. ?
Tapi … sayang, hatimu bukanlah sebuah system
Kamu adalah sang bidadari impianku, yang telah mengacaukan systemku !
Suatu saat nanti, aku akan datang n mengatakan kalau …
Di hatiku sudah terinfeksi virus yang menghanyutkan …
Ga ada anti virus yang dapat menangkalnya selain …. kamu.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Balasan Surat Cinta Seorang Hacker
Maaf, aku tak pernah menggunakan port default.
Dan aku slalu menggunakan protocol2 yang secure.
Sehingga tak kan pernah kau mendapatkan plain text saat kau mencoba melakukan
sniffing terhadapku
Dan C:\> nc -l -o -v -e yang kau berikan hanya kuanggap sebagai spam semata
Meskipun kau menggunakan anonymous proxy, kan terus ku trace,
hingga ku temukan IP aslimu sebagai seorang pecundang yang tak bisa di andalkan
Maaf, bug-bug vulnerabilitas-ku yang kau temukan hanyalah sebuah honeypot
untuk menjebak pecundang sepertimu.
Antivirus ku telah men‘detect dan me‘Remove mu sebagai sebuah trojan
yang mengancam meskipun kau berhasil memasang backdor php shell di hatiku tapi maaf,
.. server tomcat ku hanya support jsp. Freespace yang ada hanya tinggal
sebuah drive swap yang sangat penting artinya bagiku, dan takkan kuijinkan siapapun menempatinya.
Meskipun kau berhasil menambatkan Netcat sebagai “Remote Connect-Back Shell”, percuma,..
proxy bokap ku takkan pernah mengijinkan ku ter’koneksi dengan orang lain.
Maaf, untuk saat ini kau hanya akan menerima “Request timed out” dariku.
Karena hatiku sedang “Sory, server maintenance”
Tak perlu kau menjaga ku, karna bokapku telah menjodohkanku dengan seorang PNS (bukan
Pegawai Negeri Sipil tapi Professional Network Security)
Maaf, untuk saat ini “Destination unreachable”
Untukmu tak pernah ada kata “You dont have permission to access it”
Suatu saat kau akan menerima “Reply from me” dengan TTL=never. Tapi hanya sebatas
sahabat, jangan mengharap respon lebih dariku.
karena admin-ku bisa-bisa curigation dan mem‘blok akses dengan alasan klasik RUU APP.
Kau benar, aku bukanlah sebuah system, dan aku bukanlah bidadarimu.
---------------------------------------------------------------------------------------
Rabu, 08 Februari 2012
Kasta Di Jakarta
Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis terbesar di Indonesia kini menjadi sorotan "lagi" media. Apa sebab? Ya, paling juga lagu lama yaitu penataan kota dan kemacetan. Sudah dari lagu awal sampai lagu sekarang kenyamanan kota adalah hal yang selalu di perbincangkan oleh seluruh masyarakat Jakarta. Bagaimana tidak? Toh pada fakta nya Jakarta itu terkesan kumuh di beberapa titik dan sudut kota (pendapat saya). Menurut saya, pembicaraan tentang pedestrian ini timbul setelah peristiwa meninggalnya 9 orang korban kecelakaan pejalan kaki.
Saya masih ingat ketika saya masih Prakerin/Pkl di Trans7 Jakarta yang saat itu adalah kedua kalinya saya berkunjung ke Jakarta. Dalam benak saya Jakarta itu penuh gedung tinggi dan kotanya yang canggih. Saya sedikit kecewa setelah melihat dan merasakan dengan kegiatan lalu lintas Jakarta yang sesak akibat Macet dan Minimnya pedestrian bagi pejalan kaki. Saya tahu, orangtua saya yang belum mampu membeli mobil pribadi dan merasakan naik mobil pribadi di Jakarta. Namun, suatu saat nanti cita akan saya gapai. Terlepas dari itu semua, saya terkejut ketika melihat pedestrian yang di buat untuk pejalan kaki malah dipakai kendaraan bermotor yang terjebak akibat kemacetan yang amat berbeda dengan Kota kelahiran saya Kota Banjar. Dalam pikiran saya saat itu, "hak pejalan kaki telah direbut oleh orang-orang yang konon katanya punya uang banyak sehingga dapat membeli mobil dan motor". Saya tidak tahu mana yang harus disalahkan dan mana yang harus bertanggungjawab. Semua dari mereka mempunyai hak yang sama.
Foto diambil di Glodok tanpa Pedestrian. |
Lain hari, saya berkeliling Ibu Kota untuk mengetahui Jakarta yang sebenarnya. Saya di bonceng oleh saudara saya menggunakan sepeda motor. Waktu ada beberapa tempat yang cukup menarik perhatian saya, yaitu ke SCBD (Sudirman Central Bisnis Distrik), Mega Kuningan, Glodok dan Kota Tua, Ancol dan Monas. Saudara saya sebagai 'kuncen' karena sudah beberapa tahun di Jakarta menjelaskan tentang beberapa tempat itu. "Di Jakarta itu ada tiga kasta wan, Kasta bagi pengendara mobil, pengendara motor/sepeda, dan yang paling bawah yaitu kasta bagi pejalan kaki" jelas saudara saya. Saya sangat terkejut mendengar penjelasan itu meskipun dalam suasana santai. Loh, kok dibagi-bagi gitu? Rupanya saya tahu maksud saudara saya setelah pulang ke kontrakan. Saya akan jelaskan di bawah.
Pertama, Kasta bagi pengendara Mobil.
Ini merupakan kasta tertinggi di Jakarta. Seperti kasta tinggi lainnya, mereka sangat di hormati. Disini mobil mendapatkan fasilitas se-langit. Jalan yang mulus, tol nya yang lancar, aksesnya yang mudah, parkirnya yang luas dan teduh, sampai keamanannya yang super ketat. Semua kemudahan dan efisiensi berkendara sangat mudah didapat. Setiap mall dan gedung perkantoran Jakarta memiliki parkiran yang amat nyaman. Tapi mereka masih mengeluhkan tata kota yang belum baik kepada pemerintah, sehingga perjalanan yang nyaman mereka terhambat oleh kemacetan. Beberapa dari mereka juga ada yang menyalahkan pengendara bermotor, bis yang melaju se-enaknya dan tentunya pejalan kaki.
Kedua, Kasta bagi pengendara Sepeda Motor.
Kasta yang kedua ini tergolong menengah. Mereka mendapatkan fasilitas yang cukup baik di Jakarta. Jalan yang mulus, akses yang tergolong mudah, parkir yang luas meskipun tanpa atap, sampai keamanan yang ketat. Mereka sangat mudah berkendara berelok-elok di jalanan yang penuh sesak akibat kemacetan sepanjang hari. Sama halnya seperti kasta pertama, kasta ke2 ini masih mengeluhkan penataan kota yang kurang baik kepada pemerintah. Terkadang dari mereka sering menyalahkan pengguna pejalan kaki yang berjalan se-enaknya dan menyebrang sembarangan. Dan yang paling ironi, mereka memakai pedestrian pejalan kaki
Ketiga, Kasta bagi Pejalan kaki.
Pedestrian Mega Kuningan |
Sungguh malang nasib pejalan kaki di Ibu Kota. Bukannya mendapatkan fasilitas yang baik seperti kasta 1&2, mereka malah mendapatkan perlakuan yang tidak adil. Pedestrian direbut oleh pengendara motor, kadang mereka harus berjalan di jalan karena tidak ada pedestrian. Bau asap kendaraan, jembatan penyeberangan yang bau dan bocor saat hujan, sampai tempat berlindung dari sengatan sinar mataharipun mereka tak temui. Mereka sangat takut apabila kejadian menabrak pejalan kaki seperti waktu lalu terulang kembali pada mereka. Rasa was-was dan cemas selalu mereka rasakan saat berjalan di Jakarta yang penuh dengan kasta 1&2.
Mungkin itu adalah kebijakan pemerintah yang tidak memihak pada rakyat. Saya juga tidak menutup mata bahwa banyak juga di daerah Ibu Kota Jakarta yang memiliki pedestrian yang amat layak bagi pejalan kaki. Contohnya di daerah SCBD dan Mega Kuningan. Keadaan pedestrian disana sangat nyaman. Banyak turis asing yang berlenggak-lenggok bersama keluarga mereka menikmati suasana rimbun indahnya kota. Ya, maklum Mega Kuningan kan punya swasta bukan punya pemerintah. Ini hanya sebatas opini saya, tidak bermaksud menyudutkan siapapun.
Sabtu, 04 Februari 2012
Digital dan Ekonomi Indonesia Yang Bangkit Secara Raksasa
Ilustrasi RSBI |
Seorang bapak guru sedang duduk manis depan komputer jinjingnya (Laptop) di meja kelas. Para siswa juga terlihat sibuk dengan laptopnya masing-masing. Apa gerangan yang mereka kerjakan? Ternyata mereka sedang membaca sebuah ebook (buku elektronik) di internet, tepatnya di blog milik bapak guru tersebut. Beberapa siswa juga ada yang bertanya mengenai materi yang sedang dipelajari, mungkin kurang mereka fahami. Tetapi ada siswa lain juga yang malah membuka situs Yahoo!Answers dan Wikipedia untuk mencari beberapa informasi lain terkait dengan materi tersebut. Berbeda dengan segelintir siswa lain yang mana malah membuka Situs Social Networking (Facebook, Twitter, dll) untuk meng-update status terbaru tentang materi yang mereka pelajari ataupun berinteraksi secara tidak tatap muka menggunakan fasilitas chatting yang disediakan Social Network.
Itu adalah gambaran sederhana mengenai aktifitas pembelajaran siswa dan guru yang saat ini banyak terjadi di sekolah. Semuanya menggunakan peralatan digital yang serba canggih dan instan. Laptop, Handphone, Infocus, dan peralatan lain seperti modem untuk akses internet tak ketinggalan menempel di gadget mereka. Yang tak kalah menarik mengenai aktifitas Sosial, mereka tetap terhubung dengan semua teman di kelas tanpa harus bicara tatap muka dan silaturahmi pun tetap terjaga dengan erat.
Sebagai pengguna Facebook aktif ke 3 di Dunia (menurut SocialBakers.com) dan memiliki pengguna internet yang cukup banyak, Indonesia adalah negara besar yang berpengaruh dalam Dunia Digital. Sampai-sampai situs Multiply yang berkantor di California, AS, akan segera pindah ke Jakarta tahun ini. Ini diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik setelah terpuruk selama 10 tahun yang berimbas juga pada Tekonologi dan Informasi. Seperti yang telah kita ketahui, saat Indonesia masuk dalam jajaran negara dengan perekonomian terbesar di dunia atau disebut G-20. Setelah India dan China, Indonesia adalah negara dengan ekonomi yang tumbuh paling cepat diantara 20 negara tersebut (Wikipedia). Pertumbuhan ekonomi juga membangkitkan Kelas Mengah (Middle Class) Indonesia yang bangkit secara raksasa. Dan hari-hari ini, kita tengah menyaksikan kebangkitan raksasa kelas menengah tersebut. Tahun depan diprediksi jumlah kelas menengah di Indonesia akan berjumlah 100 juta orang, naik dua kali lipat dibanding sepuluh tahun silam.
Di masyarakat, kenaikan Pendapatan Per Kapita Indonesia yang kini berada pada angka USD 3500 (artinya secara rata-rata, setiap penduduk Indonesia memiliki pendapatan sekitar 30 juta per tahun). Tahun 2015, diprediksi angka per kapita itu akan menembus angka USD 4000.
Ilustarsi Pertumbuhan Ekonomi |
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi negeri ini memang mencatat angka yang mengesankan. Tahun ini pertumbuhannya menembus angka 6,6%, termasuk yang tertinggi di dunia. Angka pengangguran di tanah air juga cukup impresif, berada pada angka 6,8%. Jauh lebih baik dibanding Amerika yang 8,6 % atau Perancis yang 10 % dan Spanyol yang termehek-mehek di angka 22%. Spanyol punya klub sepak bola seperti Barca dan Real Madrid, namun banyak penduduk mereka yang terlunta-lunta lantaran jobless (kehilangan pekerjaan).Lihat.
Kita sebagai pelajar, sudah bukan zamannya lagi "putus sekolah" karena kekurangan biaya. Masa depan Indonesia ada di tangan pemuda-pemudi Indonesia. Kita harus siap menerima Estapet kepemimpinan selanjutnya. Jangan takut tuk jadi Indonesia!
Jumat, 03 Februari 2012
Ulangan Matematika Part 2. dan Saran Kami Seorang Pelajar
Artikel ini berkaitan dengan artikel sebelumnya, "Ulangan Matematika Part 1".
Akhirnya hasil ulangan Matematika kemarin di umumkan. Rata-rata nilai sungguh bervariasi. Mulai dari nilai sempurna yaitu 10 sampai nilai terendah kelas yaitu 0,5. Rata-ratanya kira-kira 5. Bagi yang belum pernah mendengar atau merasakan, rata-rata nilai tersebut sungguh "wow, kecil amat". Tapi itulah kelas saya yang hampir 85% adalah laki-laki. Pengaruh lingkungan dan pergaulan yang tidak baik adalah salahsatu faktor penghambat belajar para siswa kelas saya.
Pengalaman saya saat merasakan sebagai kelas mayoritas laki-laki, hal paling menghambat pelajaran adalah "malas". Apalagi dari awal masuk sekolah, peraturan awalnya yaitu di wajibkan mempunyai Notebook/Laptop yang secara otomatis me-anak tirikan pelajaran lain (pendapat saya). Datang ke sekolah buka laptop, tugas di rumah pakai laptop, sampai-sampai beberapa pelajaran yang seharusnya tidak memakai malah dibuka. Syukur-syukur dibuka untuk mencari informasi di internet atau mencari data untuk kepentingan belajar, nah kalau ini dibuka untuk "fesbukan", game, dan chatting ria selama jam pelajaran yang tidak perlu untuk membuka laptop. Saya juga kadang memaklumi keadaan tersebut, toh saya dan teman-teman saya mayoritasnya laki-laki ya susah di ajak kompromi...hihih...
Mungkin itu 'salahsatu' lagi alasan rata-rata nilai Matematika kelas begitu kecil. Saya sendiri bersyukur mendapatkan nilai hampir sempurna yaitu 9,5 atau ke 2 setelah nilai teman sebangku saya yaitu Indra yang mendapatkan nilai 10. Kesalahan saya yaitu pada peletakan "titik puncak" pada grafik yang seharusnya bukan disana. Memang beberapa bulan ini saya menargetkan nilai matematika saya bagus atau membaik dari semester kemarin. Latihan soal tiap hari dan terus bertanya apabila ada suatu hal yang belum difahami sering saya lakukan. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat saya yang sudah berbagi ilmunya untuk melatih saya pada ulangan kali ini. Mudah-mudahan ulangan-langan berikutnya juga, hehehe....
Bicara soal aktifitas kelas. Dari kelas 1 sampai sekarang kelas saya masih merasa "terasingkan" oleh guru di sekolah, meskipun ada beberapa guru yang pro dengan kelas saya. Saya merasa demikian karena seringkali diakbatkan karena guru marah-marah saat pelajaran berlangsung karena guyonan teman-teman saya. Sekali lagi mohon maklum, kelas mayoritas laki-laki di sekolah negeri yang memiliki siswa hampir 1200 siswa yang mayoritasnya perempuan bahkan 90% adalah perempuan. Sekalian saja, ini adalah saran saya pada guru pengajar ataupun bukan :
a. Saya mohon jangan samakan kami dengan kelas lain yang mayoritasnya perempuan.
b. Jangan menilai kami hanya dengan mendengar omongan orang lain.
c. Jangan mudah tersinggung apabila ada guyonan yang terlontar dari kami, kami tidak bermaksud membuat bapak/ibu tersinggung ataupun mempermainkan bapak/ibu guru, guyonan itu
sebagai penghibur suasana semata.
d. Kami ingin mendapatkan perlakuan sama seperti teman-teman kelas lain yang di bimbing oleh bapak/ibu guru.
Dikelas kami, bapak/ibu guru bisa tersenyum. Di kelas kami, bapak/ibu guru bisa merasakan atmosfir mengajar sebenarnya. Saya mohon untuk tidak mengatakan "dikelas ini, saya bisa-bisa melahirkan berdiri karena kenakalan kalian". Saya sungguh sakit mendengar perkataan ini, yang seolah-olah kelas kami adalah sebuah tempat paling mengerikan di dunia ini. Dan saya ucapkan terimakasih kepada bapak/ibu guru yang support kami untuk terus berusaha menjadi yang terbaik.
Sebelumnya, kenapa saya berkata dan mencurahkan "opini/pendapat" saya dalam tulisan, karena sebelum-sebelumnya argumen seperti ini sering diartikan *'protes/demo' yang melanggar peraturan sekolah. Sekali lagi, dalam artian *protes/demo siswa laki-laki.
Akhirnya hasil ulangan Matematika kemarin di umumkan. Rata-rata nilai sungguh bervariasi. Mulai dari nilai sempurna yaitu 10 sampai nilai terendah kelas yaitu 0,5. Rata-ratanya kira-kira 5. Bagi yang belum pernah mendengar atau merasakan, rata-rata nilai tersebut sungguh "wow, kecil amat". Tapi itulah kelas saya yang hampir 85% adalah laki-laki. Pengaruh lingkungan dan pergaulan yang tidak baik adalah salahsatu faktor penghambat belajar para siswa kelas saya.
Ilustrasi Matematika |
Mungkin itu 'salahsatu' lagi alasan rata-rata nilai Matematika kelas begitu kecil. Saya sendiri bersyukur mendapatkan nilai hampir sempurna yaitu 9,5 atau ke 2 setelah nilai teman sebangku saya yaitu Indra yang mendapatkan nilai 10. Kesalahan saya yaitu pada peletakan "titik puncak" pada grafik yang seharusnya bukan disana. Memang beberapa bulan ini saya menargetkan nilai matematika saya bagus atau membaik dari semester kemarin. Latihan soal tiap hari dan terus bertanya apabila ada suatu hal yang belum difahami sering saya lakukan. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat saya yang sudah berbagi ilmunya untuk melatih saya pada ulangan kali ini. Mudah-mudahan ulangan-langan berikutnya juga, hehehe....
Bicara soal aktifitas kelas. Dari kelas 1 sampai sekarang kelas saya masih merasa "terasingkan" oleh guru di sekolah, meskipun ada beberapa guru yang pro dengan kelas saya. Saya merasa demikian karena seringkali diakbatkan karena guru marah-marah saat pelajaran berlangsung karena guyonan teman-teman saya. Sekali lagi mohon maklum, kelas mayoritas laki-laki di sekolah negeri yang memiliki siswa hampir 1200 siswa yang mayoritasnya perempuan bahkan 90% adalah perempuan. Sekalian saja, ini adalah saran saya pada guru pengajar ataupun bukan :
a. Saya mohon jangan samakan kami dengan kelas lain yang mayoritasnya perempuan.
b. Jangan menilai kami hanya dengan mendengar omongan orang lain.
c. Jangan mudah tersinggung apabila ada guyonan yang terlontar dari kami, kami tidak bermaksud membuat bapak/ibu tersinggung ataupun mempermainkan bapak/ibu guru, guyonan itu
sebagai penghibur suasana semata.
d. Kami ingin mendapatkan perlakuan sama seperti teman-teman kelas lain yang di bimbing oleh bapak/ibu guru.
Dikelas kami, bapak/ibu guru bisa tersenyum. Di kelas kami, bapak/ibu guru bisa merasakan atmosfir mengajar sebenarnya. Saya mohon untuk tidak mengatakan "dikelas ini, saya bisa-bisa melahirkan berdiri karena kenakalan kalian". Saya sungguh sakit mendengar perkataan ini, yang seolah-olah kelas kami adalah sebuah tempat paling mengerikan di dunia ini. Dan saya ucapkan terimakasih kepada bapak/ibu guru yang support kami untuk terus berusaha menjadi yang terbaik.
Sebelumnya, kenapa saya berkata dan mencurahkan "opini/pendapat" saya dalam tulisan, karena sebelum-sebelumnya argumen seperti ini sering diartikan *'protes/demo' yang melanggar peraturan sekolah. Sekali lagi, dalam artian *protes/demo siswa laki-laki.
Kamis, 02 Februari 2012
Ulangan Matematika Part 1.
Ulangan Matematika siang tadi sungguh membuat saya pusing. Materi yang di ulangankan sungguh sulit difahami secara mudah dan cepat. Perlu beberapa kali pertemuan untuk memahami 1 atau 2 sub-materi. Materinya adalah Fungsi Linier dan Persamaan Garis.
Ulangan tersebut rencananya akan di ulangankan minggu kemarin, tapi guru Matematikanya ada halangan rapat sekolah dan akhirnya di undur. Tapi saya sedikit kecewa, karena saya sudah menghapal dengan serius dan ulangan tersebut malah di undur. Tetapi saya dapat lagi 1 pelajaran lagi, "belajar itu tidak ada yang mubazirkan?". Semua pasti akan ada hikmahnya.
Tepatnya besok, hasil ulangan ini akan di beritahukan pada siswa. Mudah-mudahan ulangan ini mendapatkan hasil yang baik. Agar tercapai target saya untuk "Meraih Impian Masuk Itb lewat Beasiswa".
Mengulas sedikit, meskipun tes berlangsung lancar tanpa adanya insiden (hahaha...), tetap saja ada beberapa siswa yang sudah mempersiapkan contekan sebelum ulangan di mulai. Sungguh aneh memang, kebiasaan itu sulit di ubah 'barangkali'. Dan yang saya pertanyakan sampai sekarang, 'tips apa yang mereka lakukan sampai-sampai guru tidak tahu'.
Artikel ini masih terkait dengan "Menengok Kembali Nilai Kita". Artikel akan di update lagi.
Ulangan tersebut rencananya akan di ulangankan minggu kemarin, tapi guru Matematikanya ada halangan rapat sekolah dan akhirnya di undur. Tapi saya sedikit kecewa, karena saya sudah menghapal dengan serius dan ulangan tersebut malah di undur. Tetapi saya dapat lagi 1 pelajaran lagi, "belajar itu tidak ada yang mubazirkan?". Semua pasti akan ada hikmahnya.
Ilustrasi Matematika |
Mengulas sedikit, meskipun tes berlangsung lancar tanpa adanya insiden (hahaha...), tetap saja ada beberapa siswa yang sudah mempersiapkan contekan sebelum ulangan di mulai. Sungguh aneh memang, kebiasaan itu sulit di ubah 'barangkali'. Dan yang saya pertanyakan sampai sekarang, 'tips apa yang mereka lakukan sampai-sampai guru tidak tahu'.
Artikel ini masih terkait dengan "Menengok Kembali Nilai Kita". Artikel akan di update lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)