Ilustrasi. Sumber Pustakailmu.com |
Walaupun sekarang dalam berbelanja semakin mudah dan cepat dengan adanya belanja online, nyatanya saya kurang suka dengan belanja seperti ini. Mungkin salahsatu alasannya adalah saya masih sebagai siswa yang belum punya KTP, maklum anak baru 17 tahun.. ;-). Dan beberapa alasan lain yaitu takut penipuan dan takut gak sampai kerumah. Ya.. deso sih, terdaftar di Google Maps saja udah alhamdulilah...
Kilas balik saja, Indonesia yang saat ini perekonomiannya sedang melaju dengan pesat, dan sering disebut-sebut sejajar dengan negara ekonomi kuat masa yang akan datang yaitu BRIC's (Brazil, Rusia, India, China, South Africa) merupakan salahsatu pasar yang sangat menjanjikan di dunia. Baik di bidang teknologi, investasi, industri, maupun market lainnya. Indonesia juga selalu ikut andil dalam Konferensi dan Forum-forum Internasional bersama negara maju. Dengan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) yang tinggi (berada di urutan 15 dunia), menjadikan Indonesia dipandang sebagai market yang cerah dimasa yang akan datang. Middle Classnya (kelas menengah) yang terus tumbuh, pendapatan perkapita selalu naik, dan daya beli yang tinggi akan menjadikan taraf ekonomi masyarakat yang semakin baik serta menurunya angka kemiskinan 'kronis'.
Secara continue, saya sebagai masyarakat Indonesia harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan ini. Implementasi Teknologi Internet yang sudah tidak aneh lagi di kalangan masyarakat, menjadikan teknologi internet salahsatu bagian pokok masyarakat dalam mengakses informasi secara cepat dan mudah. Tak ketinggalan juga dalam hal kemudahan berbelanja. Dengan Belanja Online, setiap masyarakat bebas membeli barang yang di inginkan tanpa adanya batasan waktu dan tempat. Yang penting ada uangya...hihi...
Beberapa waktu yang lalu, ketika saya sedang lomba di Tasikmalaya, saya mencoba sempatkan untuk mengunjungi sebuah Mall terbesar di Tasikmalaya dan sekitarnya (Ciamis, Banjar, dan Pangandaran) yaitu Asia Plaza. Walaupun yang terbesar, tapi dimata saya cukup kecil jika di bandingkan dengan Mall-mall di Jakarta. (ya iya lah, bukan tandingan yang setimpal). Tapi lumayanlah untuk kota sebesar Tasikmalaya dan sekitarnya, daripada tidak ada sama sekali.
Disana saya iseng-iseng masuk ke Gramedia, dengan uang di saku Rp.20.000. Berkeliling sejenak sambil melihat Novel terbaru, langkah saya terhenti ketika melihat novel Negeri 5 Menara. Walaupun bukan novel baru, saya dari dulu sangat tertarik membaca novel ini. Tak lain karena banyak Resensi-resensi yang menyebutkan bahwa novel ini bagus untuk di baca. Tapi setelah melihat uang di saku hanya 'segitu', bercampur dengan uang logam yang cukup nyaring kalau di goyang-goyang, saya mengurungkan niat membeli buku best seller ini. Mungkin lain kali kalau saya ke Tasik lagi, saya mau beli. Sekalian memberikan dulu ruang waktu untuk mengumpulkan uang jajan.
Asia Plaza |
Tapi, setalah 4 minggu berlalu, rencana membeli buku ini gak ke sampaian juga. Selain karena uangnya pas-pasan, juga karena biaya transportasinya itu loh yang membuat saya pikir-pikir ulang. Waktu tempuh kira-kira 1-2 jam dengan naik bis, dan ongkos Rp.20.000 PP. Belum angkot, belum uang jajan. Di hitung-hitung bawa 100rb aja gak cukup. Tanpa pikir panjang, saya batalkan saja beli buku ini.
Nah, kemarin-kemarin tuh novel akhrinya di Filmkan dan dirilis. Rasa penasaran saya langsung menggelora, dan saya langsung cari cara untuk mendapatkan novelnya. Sambil blogwalking, saya buka kaskus (yang katanya forum paling kritis di dunia) buat cari referensi beberapa artikel saya sebelumnya. Baca sana-sini dengan seksama di jalan sesama, tak sengaja saya melihat lapak jual beli online tentang suplemen dan vitamin gitu. Langsung seketika otak saya bekerja dengan cepat untuk mencari akal buat beli tuh novel, bukan beli suplemen. Dengan uang 70rb ditangan, saya langsung buka google dan cari website Jual Buku Online, ketemu deh bukukita.com. Daftar dan pesan waktu itu juga, dengan total biaya 66.500 (42rb novel + 24rb ongkir). Lumayan, hemat 30rb.
Bukukita.com |
Ternyata, dalam registrasi ataupun pemesanan, tidak ada kolom untuk memasukan tanda pengenal KTP/Parport/SIM seperti halnya registrasi yang sensitif lainnya. Cukup mudah memang, setelah daftar dan pesan buku yang kita inginkan, kita cukup transfer uang sesuai dengan biaya total yang tertera dalam proses pemesanan, lalu kita konfirmasi pembayaran dengan mencantumkan nama bank pengirim, A.N, dan No.rek. Baru setelah uangnya sampai, pengiriman barang diproses.
Tanpa basa-basi, saya langsung transfer tuh uang dan langsung Konfirmasi Pembayaran saat itu juga. Sekarang, tinggal tunggu novelnya sampai ke rumah teman. Sengaja tidak langsung di kirim ke rumah saya, takut bingung kurirnya cari-cari rumah. Kalau berhasil, saya akan mengubah presepsi Belanja Online yang saya pandang sebelumnya.