Bener-bener menguras tenaga nih akhir-akhir ini. Yah seperti semester biasanya, kalo mau EHB (Evaluasi Hasil Belajar) pasti ada semacam praktek gitu. Mau praktek olahraga, kesenian, komputer, produktif ato praktek apa aja deh, bingung jadinya. Pastinya banyak waktu yang gak karuan hilang gitu aja. Seperti sekarang, ngantuk. Heheheee..
Sebenarnya lagi ngantuk beneran nih, soalnya abis renang seharian. Masih ada yang mau nanya praktek apa? Hmmm.... Tapi berhubung lagi baik hati dan tidak sombong serta suka menabung, saya lanjutin tulisannya. Lagi pula, akhir-akhir ini jadwal postingan 8 kali sebulan sering gak ke sampaian. Harus lebih keras lagi buat nulis nih...!
Sebelumnya, ada yang aneh gak sama tampilan blog-nya? Ta-da! Selamat datang di tampilan baru! Sengaja saya ganti template-nya biar ada perubahan baru dalam memasuki Tahun Baru 2013 ini. Yah, meskipun agak kecepetan. Hehehee.. Gak salah donk, ceritanya biar ada penyesuaian dulu ceritanya.
Ngomong-ngomong, suka gak nih sama tampilannya? Ya mudah-mudahan semuanya suka. Soalnya saya udah keburu bingung sama pemilihan template yang cocok sama tulisannya. Hmmm.... Awalnya sih gak terlalu niat banget buat ganti template, tapi iseng-iseng pas lagi melancong di tetangga sebelah, ternyata banyak banget tamplate yang mirip banget sama saya. Akhirnya, dengan berat hati, saya ganti deh tampilannya. Bukan berarti gak suka template yang kemaren ya. Tapi karena saya termasuk orang yang gak suka 'disamakan' sama orang lain. Ngerti kan?
Gak tau sejak kapan saya mulai gak suka disamakan atau sebut maaf 'dijiplak' sama orang lain. Tapi saya orangnya emang kayak gitu. Banyak banget kasus-kasus yang awalnya saya sukai, baik itu tampilan, tutur kata ataupun tingkah laku, tiba-tiba saya ilfeel sama orang tersebut. Contohnya nih, saya pernah suka sama seseorang karena prestasinya yang baik, tiba-tiba saya malah gak mau ngobrol bareng dia karena saya merasa dia ngikutin gaya bicara saya. Aneh kan? Kalian ada yang seperti saya gak sih?
Tapi tenang, biasanya setelah saya gak suka sama seseorang akibat penyakit aneh tadi, tingkah laku yang telah di jiplak sama dia, biasanya saya gak bakalan di ulangi lagi, alias ditinggalkan atau diperbaiki. Mungkin itu salahsatu jalan lain biar kreatif dan selalu beda dengan yang lain. Yah meskipun melalui jalan yang tergolong gak lazim dan cenderung aneh.
Kecelakaan Itu.....
Huaaaah, hari ini, jam ini, menit ini, detik ini dan ketika saya mengetikan "ini" dalam postingan ini, sebenarnya sedang merintih kesakitan. Kok bisa? Apa Sebab? Sebabnya gara-gara kecelakan di sepeda motor kemarin pagi, ketika mau berangkat sekolah. Jadinya, belakang lutut saya ada yang sobek dan berlubang cukup dalam. Cukup mengerikan, kan?
Jadi ceritanya begini. Jum'at pagi, saya bangun seperti biasa. Mandi, belajar pagi, sarapan seperti biasa. Tapi, tiba-tiba ketika mau ngambil helm, muncul perasaan gak enak kayak jantung mau jatoh gitu. Sebenarnya hanya sekilas saja, tapi membuat suasana hati gak nyaman selama di perjalanan.
Berdo'a, menyalami ibu, dan mendengarkan nasehat selama 1 menit seperti biasanya. Semua seperti hari-hari kemarin. Tak ada yang berbeda.
Tapi suasana berubah ketika memasuki pertengahan kebun karet. Saya terkejut ketika ada sebuah sepeda motor tiba-tiba melaju berada tepat didepan motor saya. Tanpa pikir panjang, saya banting kiri biar gak terjadi tabrakan. Dan memang saya hanya memiliki 2 pilihan, terus melaju tetapi terjadi tabrakan atau di banting ke kiri/kanan dan menunggu kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Yups, pilihan saya adalah membantingkan ke kiri. Dengan dampaknya yaitu seperti ini. Kaki kiri banyak yang lecet dan kulit banyak yang memar.
Untungnya, ada teman saya yang membantu menolong saya. Ia berada dibelakang saya ketika di perjalanan. Jadi ketika saya terjatuh, teman saya langsung membantu. Thank's Jodi, you are my helper.
Tanpa pikir panjang, saya langsung memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah, karena saya rasa hanya luka memar biasa, tak ada yang lain. Tapi, ketika mau naik sepeda motor, tiba-tiba kaki saya berlumuran darah. Merah tua dan hangat. Tak tahu datangnya dari mana, soalnya saya tidak merasakan sakit apapun selain luka memar tadi yang terkena bebatuan. Jantung saya langsung berdebar tak karuan. Kaki bergemetaran. Saya panik!
Teman saya juga ikut panik. Kaki masih bergemetaran, mencoba untuk paksakan membuka celana panjang pramuka berlumuran darah ini agar bisa melihat apa yang terjadi. Sungguh, saya takut sekali. Ingin rasanya saya menjerit sekuat tenaga sampai semua burung di Perkebunan Karet ini berterbangan kesana kemari. Namun keinginan saya itu takkan berhasil, karena saya terlalu takut. Pertama kali dalam hidup saya melihat darah keluar dari tubuh ini begitu banyak. Sangat banyak!
Ternyata, tepat dibelakang lutut saya terdapat sebuah robekan yang cukup besar, bahkan sangat besar bagi saya. Tepatnya sebesar tutup botol Miz*n. Saya semakin panik. Saya mulai berbicara tak menentu. Meskipun mencoba untuk tenang, tapi tetap saja saya gak bisa diam.
Pikiran saya melayang kesana kemari. Salahsatunya film SAW. Sebuah film berdarah yang belum pernah saya tonton hingga selesai. Sobekan itu hampir sama seperti yang ada di film. Menganga seperti lubang air yang tak henti-hentinya mengalir. Saya coba untuk menekukan lutut dengan harapan darahnya bisa berhenti. Tapi, harapan itu malah berbuah mengerikan. Muncul suara aneh seperti botol yang di kocok-kocok. Makin panik.
Letih dan lemas. Saya di bonceng sama teman saya untuk pergi ke rumahnya untuk mendapatkan pertolongan pertama. Alhamdulillah, darahnya sudah mulai berhenti. Ibu teman saya mencoba untuk membersihkan bekas darah dan luka tadi dengan Betadine dan air. Sebelum akhirnya saya masuk ke ruangan doktor untuk dilakukan penjahitan. Dijahit?...!
Pertama kali dan semoga yang terakhir bagi saya merasakan kesakitan seperti ini. Tubuh saya tengkurap. Dalam hati saya terus menjerit kesakitan. Saya tidak tega melihat ibu panik bercucuran air mata melihat anaknya merintih kesakitan. Terus meyakinkan kepada ibu bahwa saya akan baik-baik saja. Ya Allah, saya takut.
Sang dokter mulai mengeluarkan semua peralatan perangnya. Semuanya terdengar seperti sendok yang bertabrakan dengan piring besi. Berdering keras. Secara perlahan, jarum suntik mulai menancap di kaki ini. Ternyata itu adalah obat bius, agar saya tidak merasakan apapun ketika di jahit. Kaki kanan meronta menekan ujung tempat tidur. Dengar harapan bisa mengurangi sakit ini.
Lima Belas Menit berjalan sudah. Kulit saya sudah dijahit seperti kain yang sobek. Memang tak terasa apapun selama dijahit. Hanya terasa geli ketika benang menyentuh kulit lain yang tidak terkena bius.
Sekarang, mimpi buruk itu sudah berlalu. Tak ingin terulang kembali.
P.S. Kok tulisan saya seperti ini ya? Hehehehe.... Sorry kepanjangan.
Ngomong-ngomong, suka gak nih sama tampilannya? Ya mudah-mudahan semuanya suka. Soalnya saya udah keburu bingung sama pemilihan template yang cocok sama tulisannya. Hmmm.... Awalnya sih gak terlalu niat banget buat ganti template, tapi iseng-iseng pas lagi melancong di tetangga sebelah, ternyata banyak banget tamplate yang mirip banget sama saya. Akhirnya, dengan berat hati, saya ganti deh tampilannya. Bukan berarti gak suka template yang kemaren ya. Tapi karena saya termasuk orang yang gak suka 'disamakan' sama orang lain. Ngerti kan?
Gak tau sejak kapan saya mulai gak suka disamakan atau sebut maaf 'dijiplak' sama orang lain. Tapi saya orangnya emang kayak gitu. Banyak banget kasus-kasus yang awalnya saya sukai, baik itu tampilan, tutur kata ataupun tingkah laku, tiba-tiba saya ilfeel sama orang tersebut. Contohnya nih, saya pernah suka sama seseorang karena prestasinya yang baik, tiba-tiba saya malah gak mau ngobrol bareng dia karena saya merasa dia ngikutin gaya bicara saya. Aneh kan? Kalian ada yang seperti saya gak sih?
Tapi tenang, biasanya setelah saya gak suka sama seseorang akibat penyakit aneh tadi, tingkah laku yang telah di jiplak sama dia, biasanya saya gak bakalan di ulangi lagi, alias ditinggalkan atau diperbaiki. Mungkin itu salahsatu jalan lain biar kreatif dan selalu beda dengan yang lain. Yah meskipun melalui jalan yang tergolong gak lazim dan cenderung aneh.
Kecelakaan Itu.....
Huaaaah, hari ini, jam ini, menit ini, detik ini dan ketika saya mengetikan "ini" dalam postingan ini, sebenarnya sedang merintih kesakitan. Kok bisa? Apa Sebab? Sebabnya gara-gara kecelakan di sepeda motor kemarin pagi, ketika mau berangkat sekolah. Jadinya, belakang lutut saya ada yang sobek dan berlubang cukup dalam. Cukup mengerikan, kan?
Jadi ceritanya begini. Jum'at pagi, saya bangun seperti biasa. Mandi, belajar pagi, sarapan seperti biasa. Tapi, tiba-tiba ketika mau ngambil helm, muncul perasaan gak enak kayak jantung mau jatoh gitu. Sebenarnya hanya sekilas saja, tapi membuat suasana hati gak nyaman selama di perjalanan.
Berdo'a, menyalami ibu, dan mendengarkan nasehat selama 1 menit seperti biasanya. Semua seperti hari-hari kemarin. Tak ada yang berbeda.
Tapi suasana berubah ketika memasuki pertengahan kebun karet. Saya terkejut ketika ada sebuah sepeda motor tiba-tiba melaju berada tepat didepan motor saya. Tanpa pikir panjang, saya banting kiri biar gak terjadi tabrakan. Dan memang saya hanya memiliki 2 pilihan, terus melaju tetapi terjadi tabrakan atau di banting ke kiri/kanan dan menunggu kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Yups, pilihan saya adalah membantingkan ke kiri. Dengan dampaknya yaitu seperti ini. Kaki kiri banyak yang lecet dan kulit banyak yang memar.
Untungnya, ada teman saya yang membantu menolong saya. Ia berada dibelakang saya ketika di perjalanan. Jadi ketika saya terjatuh, teman saya langsung membantu. Thank's Jodi, you are my helper.
Tanpa pikir panjang, saya langsung memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah, karena saya rasa hanya luka memar biasa, tak ada yang lain. Tapi, ketika mau naik sepeda motor, tiba-tiba kaki saya berlumuran darah. Merah tua dan hangat. Tak tahu datangnya dari mana, soalnya saya tidak merasakan sakit apapun selain luka memar tadi yang terkena bebatuan. Jantung saya langsung berdebar tak karuan. Kaki bergemetaran. Saya panik!
Teman saya juga ikut panik. Kaki masih bergemetaran, mencoba untuk paksakan membuka celana panjang pramuka berlumuran darah ini agar bisa melihat apa yang terjadi. Sungguh, saya takut sekali. Ingin rasanya saya menjerit sekuat tenaga sampai semua burung di Perkebunan Karet ini berterbangan kesana kemari. Namun keinginan saya itu takkan berhasil, karena saya terlalu takut. Pertama kali dalam hidup saya melihat darah keluar dari tubuh ini begitu banyak. Sangat banyak!
Ternyata, tepat dibelakang lutut saya terdapat sebuah robekan yang cukup besar, bahkan sangat besar bagi saya. Tepatnya sebesar tutup botol Miz*n. Saya semakin panik. Saya mulai berbicara tak menentu. Meskipun mencoba untuk tenang, tapi tetap saja saya gak bisa diam.
Pikiran saya melayang kesana kemari. Salahsatunya film SAW. Sebuah film berdarah yang belum pernah saya tonton hingga selesai. Sobekan itu hampir sama seperti yang ada di film. Menganga seperti lubang air yang tak henti-hentinya mengalir. Saya coba untuk menekukan lutut dengan harapan darahnya bisa berhenti. Tapi, harapan itu malah berbuah mengerikan. Muncul suara aneh seperti botol yang di kocok-kocok. Makin panik.
Letih dan lemas. Saya di bonceng sama teman saya untuk pergi ke rumahnya untuk mendapatkan pertolongan pertama. Alhamdulillah, darahnya sudah mulai berhenti. Ibu teman saya mencoba untuk membersihkan bekas darah dan luka tadi dengan Betadine dan air. Sebelum akhirnya saya masuk ke ruangan doktor untuk dilakukan penjahitan. Dijahit?...!
Pertama kali dan semoga yang terakhir bagi saya merasakan kesakitan seperti ini. Tubuh saya tengkurap. Dalam hati saya terus menjerit kesakitan. Saya tidak tega melihat ibu panik bercucuran air mata melihat anaknya merintih kesakitan. Terus meyakinkan kepada ibu bahwa saya akan baik-baik saja. Ya Allah, saya takut.
Sang dokter mulai mengeluarkan semua peralatan perangnya. Semuanya terdengar seperti sendok yang bertabrakan dengan piring besi. Berdering keras. Secara perlahan, jarum suntik mulai menancap di kaki ini. Ternyata itu adalah obat bius, agar saya tidak merasakan apapun ketika di jahit. Kaki kanan meronta menekan ujung tempat tidur. Dengar harapan bisa mengurangi sakit ini.
Lima Belas Menit berjalan sudah. Kulit saya sudah dijahit seperti kain yang sobek. Memang tak terasa apapun selama dijahit. Hanya terasa geli ketika benang menyentuh kulit lain yang tidak terkena bius.
Sekarang, mimpi buruk itu sudah berlalu. Tak ingin terulang kembali.
P.S. Kok tulisan saya seperti ini ya? Hehehehe.... Sorry kepanjangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar